Sunday, March 11, 2012

Kasongan Art Festival


'Kasongan Art Festival' Akan Digelar di Sepanjang Sungai

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pameran seni rupa bermedia bambu karya sejumlah seniman bertajuk "Kasongan Art Festival 2011" akan digelar di sepanjang Sungai Bedog, Kasongan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 18 Desember 2011 hingga 18 Januari 2012.

"Lokasi pameran mulai dari halaman rumah pelukis Joko Pekik melewati Nasirun Garden's kemudian Desa Wisata Seni Kerajinan Keramik Kasongan, dan berakhir di rumah pematung Noor Ibrahim," kata Sekretaris 'Kasongan Art Festival 2011' Fanny Paulin di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, para penonton akan menikmati karya seni rupa bermedia bambu itu dengan menyusuri Sungai Bedog dengan naik "bamboo rafting" dari Dusun Sembungan hingga Kalipucang dengan waktu tempuh sekitar 25 menit. "Bamboo rafting" disediakan masyarakat setempat.

"Aktivitas seni di sepanjang Sungai Bedog itu merupakan bentuk partisipasi para seniman dalam mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya sungai sebagai kehidupan," katanya.

Ia mengatakan bagi manusia sungai adalah sumber air, makanan, dan keindahan yang tidak tergantikan, Sungai juga merupakan tempat hidup berbagai flora dan fauna di dalamnya.

"Namun, saat ini sungai-sungai telah berubah menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah. Airnya tidak lagi segar, ikannya tidak lagi hidup, dan pemandangannya tidak lagi indah," katanya.

Oleh karena itu, masyarakat perlu ditumbuhkan kesadarannya agar tidak tidak lagi membuang sampah dan limbah di sungai. Selain itu, juga perlu diintensifkan gerakan pengerukan sampah dan pembersihan sungai.

"Mudah-mudahan suatu saat nanti di masa depan akan kita temui kembali di negeri ini sungai yang airnya jernih dengan ikan-ikan yang hidup sehat di dalamnya dan pemandangan indah untuk rekreasi," katanya.
Menurut dia, "Kasongan Art Festival 2011" bertujuan untuk mendukung program kali bersih, mewujudkan tempat baru wisata, menyadarkan masyarakat menjaga kebersihan air sungai, dan meningkatkan ekonomi masyarakat perajin Kasongan.

"Pameran tersebut juga dimeriahkan pentas kesenian rakyat, jatilan, wayang, macapat, dan 'uyon-uyon' serta pembuatan karya seni rupa anak-anak, dan melukis gerabah," katanya.
Redaktur: Siwi Tri Puji B
Sumber: Antara

Saturday, November 12, 2011

Kasongan Pottery

Jalan-jalan ke Kasongan

Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, (~ S 7.846567° - E 110.344468°) sekitar 6 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan.

Kasongan mulanya merupakan tanah pesawahan milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah pesawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat itu Masa Penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.
Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan seni dan komersil bagi desain kerajinan gerabah sehingga gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, namun dapat memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980an

Hasil kerajinan dari gerabah (pottery) yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya), pot berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), souvenir, pigura, hiasan dinding, perabotan seperti meja dan kursi, dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta..


Aneka hasil kerajinan gerabah Kasongan
antara lain:
1. Guci Antik
Guci Antik

Guci Antik

Guci antik

2. Souvenir
Selain bentuk ini masih banyak aneka kerajinangerabah yang bisa dijadikan souvenir.

3. Home Decor/Hiasan Rumah

Table Set Sebagai hiasan rumah dari bahan tanah liat.

4. Aneka Kerajinan Antik

Patung kura-kura, sebagai simbol dari kekuasaan dan perlindungan dalam hidup. Terbuat dari bahan tanah liat, dengan warna antik modern.Dapat difungsikan sebagai dekorasi rumah.


Tertarik Membeli Produk Kami, Klik : Produk

Friday, October 28, 2011

Berburu Gerabah dan Keramik di Kasongan

Usaha kerajinan merupakan usaha yang telah lama ditekuni dan menjadi usaha turun temurun bagi masyarakat Indonsia. Barang-barang hasil produk kerajinan kebanyakan dimintai wisatawan asing yang berkunjung di Indonesia. Bahkan, banyak hasil produk kerajinan telah menembus pasar ekspor ke mancanegara. Salah satu sentra industri kerajinan yang selama ini sudah dikenal luas adalah daerah Kasongan Bantul. Daerah tersebut menjadi desa wisata andalan yang ada di Kabupaten Bantul yang berada di Jalan Bantul km 5,6. Selama ini daerah Kasongan memang identik dengan kerajinan dalam bentuk keramik dan gerabah, dan merupakan sentra industri kerajinan keramik/ gerabah paling besar di Yogyakarta.
Sebagian besar masyarakat Kasongan memang bermata pencaharian sebagai pengrajin keramik dan telah menghasilkan berbagai macam produk mulai dari dari guci, jambangan, vas bunga, patung hewan, tempat lilin, dll. Pangsa pasar produk keramik yang ada di Kasongan hampir delapan puluh persen luar negeri, antara lain ke Malaysia, Singapura, Korea, Jepang, Amerika Serikat, Belanda, dll. Dalam perkembangannya Desa Kasongan, yang dulu menjadi tempat produksi, kini berkembang menjadi tempat pemasaran setelah berdiri kios-kios. Para pengrajin kasongan mampu meningkatkan taraf hidup mereka dengan memproduksi bahan mentah menjadi sebuah hasil karya yang bernilai. Dengan kreativitas dan inovatif yang mereka miliki, para pengrajin mampu melakukan perubahan bentuk yang lebih bervariasi dan menarik dengan harga yang bervariatif pula.
Tidak hanya gerabah yang menjadi pasaran warga kasongan, mulai dari gerabah, bambu, batik kayu hingga topeng. Dan semua kerajinan tersebut intinya terbagi menjadi 3 kategori jenis produk kerajinan, yaitu kerajinan aksesories, home interior, dan koleksi kerajinan antik. Motif yang ditonjolkan pada umumnya berupa guci, dengan motif bunga, bunga mawar, buah buahan, alam, dan masih banyak lagi. Berburu gerabah dan keramik di kasongan, terdapat guci aneka pot, furniture, meja kursi, pernak pernik, mebel hingga kebutuhan interior yang akan menjadikan rumah anda lebih menawan elegant, dan tentu lebih cantik.
Poses pembuatan gerabah sendiri secara garis besar dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu dengan cara cetak untuk pembuatan dalam jumlah banyak atau langsung dengan tangan. Untuk proses pembuatan dengan menggunakan tangan diterapkan pada keramik yang berbentuk silinder (jambangan, pot, guci). Pengerjaannya dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit tanah liat diatas tempat yang bisa diputar. Salah satu tangan pengrajin akan berada disisi dalam sementara yang lainnya berada diluar. Dengan memutar alas tersebut, otomatis tanah yang ada diatas akan membentuk silinder dengan besaran diameter dan ketebalan yang diatur melalui proses penekanan dan penarikan tanah yang ada pada kedua telapak tangan pengrajin.
Pembuatan gerabah atau keramik, mulai dari proses penggilingan, pembentukan bahan dengan menggunakan perbot, hingga penjemuran produk biasanya memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya proses finishing dengan menggunakan cat tembok atau genteng.
Salah satu produk yang cukup terkenal dan menjadi primadona di sentra keramik Kasongan adalah sepasang patung pengantin dalam posisi duduk berdampingan. Patung ini dikenal dengan nama Loro Blonyo. Patung ini diadopsi dari sepasang patung pengantin milik Kraton Yogyakarta. Dalam bahasa Jawa, Loro berarti dua atau sepasang, sementara Blonyo berarti dirias melalui prosesi pemandian dan didandani. Produk tersebut banyak disukai wisatawan mancanegara dengan memesan khusus berbagai bentuk seperti penari, pemain gitar, peragawati dan lain sebagainya. Pakaiannya pun tidak lagi memakai adat Jawa, selain mengadopsi pakaian khas beberapa negara, yang paling banyak memakai motif Bali dan Thailand, bahkan patung prajurit teracota dapat dijumpai di sini. Beberapa galeri keramik sekarang telah menjual sepasang patung unik ini yang terus diproduksi dengan beberapa bentuk dan model yang berbeda-beda.
Jadi kalau Anda berkesempatan bertandang ke Yogyakarta, tak ada salahnya anda mampir sebentar ke Kasongan untuk melihat-lihat dan membawa pulang berbagi aksesoris guna mempercantik interior/ eksterior rumah/ kantor Anda.

Thursday, October 27, 2011

Kerajinan Kasongan

Kerajinan Kasongan dari Desa Kasongan, Bantul Jogjakarta

Kasongan adalah salah satu Desa di Kabupaten Bantul yang menjadi sentra kerajinan tangan/handicraft. Kerajinan Kasongan sudah sangat terkenal, sehingga Desa Kasongan juga disebut Desa Wisata. Daerah Kasongan ini tepatnya terletak di Pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Jogjakarta. Jarah tempuh sekitar 6 km dari ALun - alun utara Jogjakarta menuju arah selatan. Produk Kerajinan Kasongan ini juga dikenal sebagai Gerabah Kasongan.
Kerajinan Kasongan pada mulanya sangat sederhana, hanya berupa celengan, mainan anak dan perabot dapur serta pot bunga. Pada tahun 1971 - 1972, seorang seniman Yogyakarta yang bernama Sapto Hudoyo membantu masyarakat Kasongan untuk lebih kreatif dalam berproduksi, sehingga Kerajinan Kasongan atau Gerabah Kasongan ini menjadi bekembang motif dan ragamnya tidak hanya monoton dan membosankan. Sapto Hudoyo selain memberikan sentuhan pada Kerajinan Kasongan tersebut, juga melatih manajemen dan marketingnya, sehingga Kerajinan Kasongan bisa di terima oleh masyarakat luas dan menjadi semakin terkenal. Motif, jenis dan model Kerajinan Kasongan akhirnya tumbuh dan berkembang banyak sekali, tidak sekedar guci atau gerabah dari tanah liat.
Kerajinan Kasongan umumnya adalah Guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar, batik, kaligrafi, dll), pot berbagai ukuran dari kecil hingga setinggi orang dewasa, souvenir, hiasan dinding, lukisan, pigura, perabot lain seperti meja, kursi, dipan, dll. Tetapi sekarang variasi kerajinan kasongan sudah banyak seperti : bunga tiruan dari daun pisang serta biji-bijian, perabot dari bambu, patung dari batu atau kayu, miniatur sepeda atau miniatur becak, topeng batik, gorden, tas, dll. Kerajinan Kasongan ini banyak yang berkualitas bagus dan berkualitas eksport, sehingga banyak dikirim ke Amerika dan Eropa. Desa Kasongan yang terkenal dengan kerajinan kasongan ini sangat ramai jika musim liburan
Apabila anda belum sempat ke Kasongan untuk membeli Guci Kasongan, maka Tokokerajinanjogja.com memiliki beberapa koleksi Guci Kasongan yang bisa dipesan secara online disini. Untuk melihat Guci Kasongan anda bisa mengunduh brosurnya di sini : Brosur